Bagaimana mungkin pernikahan berbeda agama dilakukan bila Suami sebagai pemimpin Upacara Yajña tidak bisa memenuhi perannya karena berbeda agama atau Istri sebagai pendidik keturunan, bagaimana mungkin seorang anak itu terlahir sebagai anak Suputra bila tidak diajarkan berdasarkan ajaran Weda?
Banyak sekali pernikahan beda agama yang berakhir dengan tidak baik. Pada awalnya saja terasa manis, tetapi ketika terjadi masalah yang sangat prinsipil seperti agama dan ibadah, seringkali permasalahan ini membawa perdebatan panjang.
Masa pacaran dan menikah itu sangat berbeda. Mungkin selama pacaran, agama bukan masalah penting dalam hubunganmu, tetapi ketika sudah menikah, masalahnya akan bertambah 100 kali lipat.
Mulai dari upacara pernikahan hingga agama yang akan diajarkan kepada anak. Bagi yang berpacaran beda agama, tidak menjadi masalah. Karena pacaran adalah masa pengenalan, tetapi bila berniat melanjutkan ke pernikahan, berpikirlah dua kali.
Bagi Laki-laki, sanggah/merajan adalah hak milikmu dan kewajibanmu adalah menjaganya. Bagi perempuan, kamu dididik agama dari kecil maka tugasmu pula untuk meneruskannya kepada anakmu.
Dalam Hindu, bila salah satu mempelai yang awalnya beragama Hindu pindah ke agama lain, maka ia harus mepamit pada keluarganya. Secara adat, hubungan keluarganya sudah putus. Tegakah kamu memutus hubungan keluarga dengan Ibu dan Ayah yang sudah membesarkanmu dengan susah payah hanya demi seseorang yang kamu "cintai?" Cintailah Sang Pencipta lebih daripada ciptaanNya. Jangan tinggalkan agama Hindu hanya karena manusia yang kamu cintai. Tuhan jauh lebih mencintai kamu daripada laki-laki/perempuan milikmu itu. Temukan yang terbaik, yang satu Dharma, rasakanlah indahnya ke Pura berdua dan sembahyang bersama. Di hari raya, Suami dengan senang hati melihat Istrinya sedang mempersiapkan banten dan canang. Begitu pula seorang Istri melihat Suaminya bersiap memimpin upacara.
Tidaklah elok meninggalkan Tuhanmu, agamamu yang kamu peluk dari lahir hanya demi seseorang yang baru kamu temui beberapa saat lalu.
(Sumber : Dikutip dari Akun Instagram Generasi Hindu secara utuh)
Banyak sekali pernikahan beda agama yang berakhir dengan tidak baik. Pada awalnya saja terasa manis, tetapi ketika terjadi masalah yang sangat prinsipil seperti agama dan ibadah, seringkali permasalahan ini membawa perdebatan panjang.
Masa pacaran dan menikah itu sangat berbeda. Mungkin selama pacaran, agama bukan masalah penting dalam hubunganmu, tetapi ketika sudah menikah, masalahnya akan bertambah 100 kali lipat.
Mulai dari upacara pernikahan hingga agama yang akan diajarkan kepada anak. Bagi yang berpacaran beda agama, tidak menjadi masalah. Karena pacaran adalah masa pengenalan, tetapi bila berniat melanjutkan ke pernikahan, berpikirlah dua kali.
Bagi Laki-laki, sanggah/merajan adalah hak milikmu dan kewajibanmu adalah menjaganya. Bagi perempuan, kamu dididik agama dari kecil maka tugasmu pula untuk meneruskannya kepada anakmu.
Dalam Hindu, bila salah satu mempelai yang awalnya beragama Hindu pindah ke agama lain, maka ia harus mepamit pada keluarganya. Secara adat, hubungan keluarganya sudah putus. Tegakah kamu memutus hubungan keluarga dengan Ibu dan Ayah yang sudah membesarkanmu dengan susah payah hanya demi seseorang yang kamu "cintai?" Cintailah Sang Pencipta lebih daripada ciptaanNya. Jangan tinggalkan agama Hindu hanya karena manusia yang kamu cintai. Tuhan jauh lebih mencintai kamu daripada laki-laki/perempuan milikmu itu. Temukan yang terbaik, yang satu Dharma, rasakanlah indahnya ke Pura berdua dan sembahyang bersama. Di hari raya, Suami dengan senang hati melihat Istrinya sedang mempersiapkan banten dan canang. Begitu pula seorang Istri melihat Suaminya bersiap memimpin upacara.
Tidaklah elok meninggalkan Tuhanmu, agamamu yang kamu peluk dari lahir hanya demi seseorang yang baru kamu temui beberapa saat lalu.
(Sumber : Dikutip dari Akun Instagram Generasi Hindu secara utuh)
Saya orang hindu saya pernah pacara ama wanita beda agama, namun di amat baik, malah dia berkata citai i lah tuhan kamu yang utama, jagan mencitai seseorang berlibihan, citailah kedua orang tua kami, lalu baru citai i pacar kamu, saya megagumi nya padahal dia bukan orang hindu, dia gak munafik, yang saya bigung kan sebagai orang bali mau cari pasangan soiman sama agama,
BalasHapuskok kebayakan cewek bali jual mahal bangat, gak ramah sesama orang bali, maka banyak cowok bali ikut cewek beda agama lain,
Lalu apa nya salah asrus salah kan siapa kalau dah begini, cewek bali jual mahal nya amat tiggi, untuk gbrol basabasi aja susah apa lagi mau mendekati sebagai pacar, mukin arus ada darma wacana tentang cewek bali, agar cewek bali itu ramah ama sesama orang bali, kalau itu dah terlatih mukin mereka bisa ramah ama semua orang tampa membeda kan.