Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Pernikahan Beda Agama Menurut Hindu (Part 2)

Bagaimana mungkin pernikahan berbeda agama dilakukan bila Suami sebagai pemimpin Upacara Yajña tidak bisa memenuhi perannya karena berbeda agama atau Istri sebagai pendidik keturunan, bagaimana mungkin seorang anak itu terlahir sebagai anak Suputra bila tidak diajarkan berdasarkan ajaran Weda? Banyak sekali pernikahan beda agama yang berakhir dengan tidak baik. Pada awalnya saja terasa manis, tetapi ketika terjadi masalah yang sangat prinsipil seperti agama dan ibadah, seringkali permasalahan ini membawa perdebatan panjang. Masa pacaran dan menikah itu sangat berbeda. Mungkin selama pacaran, agama bukan masalah penting dalam hubunganmu, tetapi ketika sudah menikah, masalahnya akan bertambah 100 kali lipat. Mulai dari upacara pernikahan hingga agama yang akan diajarkan kepada anak. Bagi yang berpacaran beda agama, tidak menjadi masalah. Karena pacaran adalah masa pengenalan, tetapi bila berniat melanjutkan ke pernikahan, berpikirlah dua kali.  Bagi Laki-laki, sanggah/merajan adalah hak

Pernikahan Beda Agama Menurut Hindu (Part 1)

PART 1 Pernikahan adalah suatu yang amat sakral dalam Hindu. Sebab hanya dari pernikahan yang sah sajalah dapat dilahirkan manusia sebagai pelanjut keturunan yang suputra (mampu menyebrangkan orang tuanya dari neraka ke surga) Namun bagaimana dengan pernikahan berbeda agama? Apakah diperbolehkan dalam Hindu?  Dalam pernikahan Hindu ada Tri Upasaksi, yaitu manusa saksi (manusia), Daiwa Saksi (Tuhan) dan Bhuta Saksi (alam). Dalam berhubungan dengan Daiwa Saksi, harus dilakukan persembahyangan menurut Hindu, yang artinya kedua mempelai harus memeluk agama Hindu. Kemudian upacara Ma Byakala, upacara ini prosesi yang sangat penting karena tujuannya adalah menyucikan benih laki-laki (Purusha) dan benih perempuan (Pradhana) sehingga suatu hubungan seks setelah menikah bisa dikatakan sah apabila dilakukan upacara ini. Lagi-lagi ini dilakukan secara Hindu, jadi kedua mempelai harus beragama Hindu. Perlu dipertegas lagi, pernikahan itu sangat sakral. Bukan sekadar mengucap janji hidup