Langsung ke konten utama

WORKSHOP PRANIKAH REMAJA HINDU DKI JAKARTA

14 NOVEMBER 2012

JAKARTA. Sejumlah muda mudi hindu di Jakarta mengikuti sebuah acara menarik yang dilaksanakan oleh Bimas Hindu DKI Jakarta. Acara yang dilaksanakan oleh Bimas Hindu DKI Jakarta berupa kegiatan Workshop Remaja Pranikah bertempat disalah satu hotel Jakarta.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 40 orang peserta muda-mudi Hindu dari wilayah DKI Jakarta, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, serta Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma UI. Dalam kegiatan Workshop Remaja Pranikah peserta diberikan pembekalan mengenai proses membentuk keluarga yang sukhinah berdasarkan Veda dan agama Hindu, prosedur hukum dan agama pencatatan perkawinan, mempersiapkan kehidUpan berkeluarga, mencari pasangan yang tepat, dan menyelesaikan permasalahan dalam diskusi kelompok.

Dari pembekalan, diskusi kelompok, dan presentasi oleh para narasumber terbukti cukup bermanfaat dalam membuka pandangan peserta workshop tentang arti sebuah perkawinan yang sakral dan melibatkan seluruh aspek kehidupan. Lebih jauh lagi, banyak permasalahan umat yang dibahas dalam diskusi antarpeserta workshop dan antar peserta dengan narasumber. Beberapa diantaranya adalah perkawinan beda warna, perkawinan beda agama, hubungan kecocokan pasangan dan upakara perkawinan dengan kehidupan pasca perkawinan, Kriteria pemilihan calon pasangan yang ideal menurut Hindu sampai dengan pengetahuan bagaimana mengetahui kecocokan calon pasangan melalui perhitungan hari kelahirannya.

Banyak hal yang dibahas dalam Workshop Remaja Pranikah tahun 2012 tersebut. Apalagi narasumber yang memberikan pembekalan terhadap para peserta workshop ini memang orang-orang yang memiliki kemampuan mumpuni dibidangnya dan memiliki pengalaman yang baik dalam melaksanakan pembinaan umat.

Acara yang dibuka oleh Kakanwil Kementerian Agama DKI Jakarta ini berjalan dalam suasana yang sangat kondusif. Dalam sambutannya Kakanwil kemneterian Agama DKI Jakarta mengharapkan bahwa kegiatan ini akan dapat memberikan dampak yang positif bagi para peserta, terutama dalam upaya persiapan untuk mengadapi tahapan kehidupan selanjutnya yakni menciptakan keluarga yang sukinah.

Demikian pula penyampaian yang disampaikan oleh Pembimas Hindu DKI Jakarta, Drs. I Gede Jaman, M.Si. para peserta nantinya diharapkan dapat menularkan energi positif dikalangan generasi muda demi tujuan memajukan Hindu dan menciptakan manusia Hindu yang Kaya, Sakti, dan Bertaksu di bumi Nusantara. Pemuda adalah pemilik masa depan dari yang muda mengubah dunia, untuk itulah persiapan diri yang matang tentang bagaimana merajut masa depan yang gemilang.

Tampak dalam kegiatan tersebut beberapa kader KMHDI baik dari pengurus PP KMHDI, maupun yang dari PD KMHDI Jakarta, menurut mereka acara ini sangat baik dalam rangka meningkatkan pengetahuan remaja hindu, terutama agar tidak gegabah dalam menentukan calon pasangan hidupnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KANDARPA SANG DEWA ASMARA

Mendengar kata asmara sangatlah menyenangkan. Sebuah hal yang indah dan setiap orang ingin menyelam di dalamnya. Adalah sebuah anugrah yang harus disyukuri setiap orang bahwasannya, manakala asmara datang, maka kehidupan baru itu juga akan datang.             Identiknya dengan cinta. Sebab hidup, adalah indah karena cinta, ibaratkan musim semi yang datang dengan mbau aroma yang menyegarkan. Itulah Cinta. Secara spesifik, cinta adalah sebuah perasaan yang muncul akibat ketertarikan akan lawan jenis, ya laki-laki dengan perempuan tentunya. Namun apakah setiap lawan jenis ini tertarik satu sama lain dalam posisinya di hati ? belum tentu.             Bibit cinta itu tumbuh dan ada karena satu hal yang setiap orang tidak akan pernah mengetahuinya secara pasti. Namun satu hal yang pasti, setiap pertemuan pertama yang mengawali sebuah jalinan kasih, maka   ada satu tangan yang menentukan itu secara garis terbentang dari angkasa yang tak terlihat. Maksudnya ada satu sosok de

Jodoh : Takdir Atau Karma ?

Oleh : Gentha Apritaura Om Swastiastu Saya dibesarkan di lingkungan Islam. Saya memutuskan memilih agama Hindu ketika saya masih dalam usia –yang orang bilang- premature. Too early. Tapi bagi saya, tidak ada kata premature sebab Hindu telah menyentuh kebutuhan rohani saya yang paling dasar. Saya menemukan Hindu tanpa guru, tanpa bantuan orang lain, namun itulah yang membuat saya bangga karena dengan demikian, berarti saya mengambil keputusan besar ini tanpa intervensi siapapun. Usia saya sekarang 22 tahun. Pada usia 21 tahun, saya jatuh cinta pada seorang cowok muslim. Sebut saja namanya Fre. Bukan orang baru, dia cinta pertama saya di sekolah menengah, sekaligus teman sejak SD. Bersamanya, saya merasakan cinta yang sungguh- sungguh terhadap seorang lelaki. Semua ego runtuh di hadapannya. Hampir setahun, saya mengalami masa penuh pergolakan, perang batin, jungkir balik tidak karuan. Saat itu, hidup hanya memberi saya dua pilihan. Jika saya pilih Hindu, saya harus mel