Mendengar kata asmara
sangatlah menyenangkan. Sebuah hal yang indah dan setiap orang ingin
menyelam di dalamnya. Adalah sebuah anugrah yang harus disyukuri setiap
orang bahwasannya, manakala asmara datang, maka kehidupan baru itu juga akan datang.
Identiknya
dengan cinta. Sebab hidup, adalah indah karena cinta, ibaratkan musim
semi yang datang dengan mbau aroma yang menyegarkan. Itulah Cinta.
Secara spesifik, cinta adalah sebuah perasaan yang muncul akibat
ketertarikan akan lawan jenis, ya laki-laki dengan perempuan tentunya.
Namun apakah setiap lawan jenis ini tertarik satu sama lain dalam
posisinya di hati ? belum tentu.
Bibit
cinta itu tumbuh dan ada karena satu hal yang setiap orang tidak akan
pernah mengetahuinya secara pasti. Namun satu hal yang pasti, setiap
pertemuan pertama yang mengawali sebuah jalinan kasih, maka ada
satu tangan yang menentukan itu secara garis terbentang dari angkasa
yang tak terlihat. Maksudnya ada satu sosok dewata yang mengatur akan
pertemuan jodoh dan jalinan cinta setiap manusia di muka bumi ini.
Tidak
banyak orang yang tahu akan keberadaan dewata ini. Terlebih lagi bagi
orang awam, yang memandang cinta hanyalah sebuah ilusi dunia. Padahal
tidak. Dewata inilah yang mnegadakan bahwa asmara dan cinta adalah nyata, ia ada dan membuat manusia hidup dengan penuh keindahan.
Nama dewata itu tiada lain adalah Kandarpa. Sang dewa asmara.
Ia adalah sosok dewata yang mengatur bagaimana pria ini bertemu dan
jatuh hati dengan gadis yang ini, atau bagaimana pemuda ini bisa saling
mencintai dengan wanita ini. Semuanya Kandarpalah yang mengaturnya.
Ia
seperti jerat pasa yang menangkap seseorang dan memenjarakannya dalam
buaian kasih yang semerbak bunga. Paras Dewata ini sangatlah tampan.
Bagaikan matahari pagi, kulitnya kekuning-kuningan, dan rambutnya yang
panjang sangat menggoda hati.
Di kuil ataupun mandir di India,
Kandarpa di puja sebagai Madana, atau yang memberikan sebuah rasa hati
bagi setiap mahluk. Ia memiliki seorang permaisuri yang sama tampannya,
bernama Rati. Di Bali, khusunya agama Hindu Bali, Kandarpa di puja
bersamaan dengan permaisuri beliau yang disebut dengan Semara Ratih.
Inilah yang ngawrdiang bumi menjadi banyak penghuni.
Angawe bhumi, dalam bale paselang jika terdapat sebuah upacara besar di Bali, maka gambar yang etrtera di sana
adalah Samara Ratih. Kandarpa dan Rati. Merekalah dikatakan sebagai
cikal bakalnya kehodupan dan menebar benih pertama dari kehidupan.
Sri
Krishna sendiri di dalam Bhagawad Gita menyatakan bahwa diantara yang
memberikan keturunan, aku adalah Kandarpa. Dalam beberapa hal, Kandarpa
diidentikkan dengan Kama. Dewa Kama
adalah nama lain dari Kandarpa, ia dilukiskan dengan menggunakan mahkota
besar dan jubah kuning serta memegang busur yang terbuat dari tebu.
Busur inilah yang akan menembakkan panah cinta sang asmara tepat ke dalam hati manusia bila Kandarpan menginginkannya. Sudah pasti orang yang terkena panah asmara Kandarpa mengalami jatuh cinta pada seseorang.
Suatu ketika, Kandarpa pernah mendapatkan sebuah kecelakaan besar yang fatal. Siwa adalah seorang maha yogi, ia duduk di Himalaya
denga tenang, dan terpusat pada pikirannya untuk yoga. Namun dipihak
lain para dewata ingin agar tapa Sang Hyang Siwa terganggu dan beliau
jatuh hati para Dewi Parwati, karena satu alas an dimana putra Siwa akan
mampu membinasahkan musuh para dewata bernama Tarakasura.
Karena
itulah dewa Indra datang dan memerintahkan Kandarpa harus menembakkan
panah asmaranya ke dada Siwa agar Siwa jatuh hati pada Dewi Parwati.
Ketika itu juga panah asmara
Kandarpa melesat dan menembus dada Siwa yang bidang, alhasil Siwa
seakan berada di tengah musim semi, dan beliau melihat dewi Parwati yag
tengah berjalan didepannya.
Terusik akan hal itu, Siwa berusaha untuk berkonsentrasi namun gagal. Asmara
sudah semakin besar bergelora, dan Siwa jatuh hati pada Parwati. Namun
Siwa adalah Siwa, ia adalah Mahadewa mengetahui segalanya. Dengan Jnana
Saktinya, bhatara Siwa sadar bahwa ini adalah perbuatan dari Kandarp
sendiri.
Karena
marah, Siwa kemudian mambakar Kandarpa dengan mata ketiganya dan
menjadikan dewa asmra itu abu. Rati sangat bersedih akan kejadian itu,
lalu dengan anugrah Siwa Kandarpa akan terlahir kembalis ebagai
Pradyumna, di Dwaraka.
Satu
hal yang perlu digaris bawahi, Cinta itus eperti mawar. Ia indah namun
berduri, terkadang ada sakit yang menerpa sang sejoli yangtengah mangadu
asmara.
Namun itu semua adalah warna dalam hisup, jika tidak berani sakit, maka
janganlah bercinta. Tetapi ingat cinta seperti Kandarpa dan Rati, hanya
satu istri ataupun suami. Salingsetia, dan saling kasih.(Gede Agus Budi
Adnyana)
Om swastyastu...
BalasHapustyang sdh menjalin hubungan asmara dg wanita kurang lbh sdh 7 thun lamanya. Selma 7 thun itu kita sering putus nyambung. Tp jujur kita brdua sbnrnya saling cinta. Lika liku cinta tyang lumyan susah., berawal dr bacstreet smpai akhirnya dikasi pcran oleh orang tua si wanita. Tiba akhirnya, kita akan nerencanakan pernikahan april 2016. Dan pacar sy sdh setuju.. namun diluar rencana, orang tua pacar tyang mendadak tdak mrestui.. dengan alasan katanya adat di tempat tyang ruwet dan orang tua pacar tyang itu ktanya malu jika seandainya anakny nanti tdk bisa mmbuat apa" misalkan pd waktu nguopin.. akhirnya krna pcar sy lbh memilih orang tuanya drpda cinta yg sdh tyang jalin selama 7tahun.. sya pun akhirnya diputuskan oleh pcar sy..krna pcar sy tdk mw durhaka...sungguh sedih rasanya, tiap hri tyang hanya bs melamun.. mohon sharingnya., apa yg hrus tyang lakukan? Tyang msh cinta dg pcar tyang nike..suksma...
om shanti, shanti, shanti om
Om Swastiastu...
BalasHapusMohon maaf sebelumnya karena baru aktif di blog tiang niki
Semoga Guz Surya sudah bahagia dengan pilihan hidup saat ini...
Om Santi Santi Santi Om